Selasa, 08 Mei 2018



KUSERAHKAN HATIKU PADA-NYA

Ketika sudah memasrahkan hati kepada Allah, maka Allah lah yang berhak akan dibawa kemana hati ini. Mungkin ketika kita sudah terpaut dengan seseorang yang menurut hati ini dia adalah sosok yang akan membahagiakan. Namun, hati kita milik Allah dan ketika Allah berkata “Tidak” maka yang harus dilakukan hanya percaya “Allah will give me someone special and the best”


Dulu, saling berbagi cerita bersama, menyusun masa tua bersama, menghitung hari saat akan bertemu. Hingga suatu malam beberapa hari setelah istikharoh ada keraguan di hati tenteang sang pilihan, bermimpi berjumpa dengannya namun akhirnya menangis.

Berusaha tidak mempercayai, hati tidak terima. Namun apa? Bukankah hati ini sudah kau percayakan kepadaNYA untuk diberikan kepeda seseorang yang spesial dan terbaik. Maka yang harus dilakukan adalah Tawakal dan ulangi dalam hati “Allah’s choice is the best” hingga merasa yakin lagi.

Hingga Engkau datangkan seseorang yang berbeda, tidak ada rasa apa-apa. Tidak ada istikharah, hanya selalu terpanjatkan sebuah doa untuk bisa mendapat seseorang yang Allah ridhoi, seseorang yang menerima hati. Dalam mimpi, aku tenggelam dalam sebuah lautan, pasrah dan tak bisa berbuat apa-apa, hingga sosok itu dengan jelasnya datang menyelamatkan diriku.

Sosok yang kini mengisi hariku, membuat lelucon lucu, menambah kesibukanku sehingga waktuku untuk memikirkan yang dulu telah terlupakan. Tetapi, hati sudah saya pasrahkan ke sang pemilik hati, tak peduli entah dia, atau siapapun yang akan menerima, daku akan suka. Karena engkaulah yang memilihkannya untuk hamba ini.


Kamis, 26 Mei 2016

Kau Ditakdirkan Untuk-NYA

Inilah kisah saya. Kisah dimana saya mengerti arti sebuah pengorbanan cinta. Cinta yang tulus karena kepercayaan dia terhadap takdir. Meski takdir itu tidak dapat kami tentukan. Hanya DIA yang tahu takdir yang terbaik bagi kami. Dengannya saya belajar sabar dan tabah.



Saya masih mengingat, saat saya iseng melempar gulungan kertas pada seorang teman yang duduk paling depan, Tetapi meleset dan mengenai pak Dewa. Kami semua terdiam saat beliau menanyakan siapa yang melempar gulungan kertas itu. Tidak ada yang tahu bahwa sayalah pelakunya. Seketika itu juga saya mendengar suara pelan milik Putra.
“Bukankah kamu pernah bilang, bahwa kamu hanya takut kepada Allah. Lalu apa sekarang?”
Saya hanya terdiam, tidak bisa dibayangkan jika saya mengaku. Mungkin saya akan dipermalukan didepan kelas atau menangis sejadi-jadinya ketika semuanya menjauhi. Saya bimbang, hilang sudah rasa ingin bertanggung jawab. Yang saya pentingkan hanya ego tanpa peduli dampak setelahnya. Terlalu lama saya berfikir, pada akhirnya dialah yang mengakui keasalahan saya, laki-laki yang sempat mempertanyakan iman saya telah berdiri dan meminta maaf pada sang guru.
Segala kemarahan pak Dewa telah ia tampung. Ia telan begitu saja tanpa merasakan panas, asam atau bahkan pahit. Dia telah menjadi tameng atas kebodohan saya. Meski begitu, bibirnya masih terukir senyuman yang begitu tulus untuk saya tanpa sedikitpun rasa kebencian disana.
Dia bagaikan seorang malaikat yang ditakdirkan Allah untuk melindungi saya. Pernah suatu hari saat saya membersihkan kelas sendirian dia duduk didepan kelas. Saya masih jelas ingat apa yang kami bicarakan saat itu, percakapan yang tidak akan pernah  saya lupakan sampai detik ini.

“Han, Kamu percaya pada takdir?”
Tanya Putra saat  saya menyelesaikan tugas.
“iya, tentu. Takdir adalah bagian dari rukun iman”
“Bagaimana jika kamu ditakdirkan berjodoh dengan saya?” pertanyaanya membuat saya tertawa.
“Bagaimana kamu berpikir sepert itu? Bahkan kita masih SMA”
“Bukankan jodoh, kematian dan lainnya sudah dituliskan sejak masih dalam kandungan?”
“Lantas?”
“Saya merasa kamulah jodoh saya”
“Apa maksudmu?”
“Because I lOVE YOU”
Pengakuan cinta pertama yang begitu indah karena dia tidak menuntut jawaban dari saya, dia hanya mengutarakan perasaannya, tidak lebih. Saat akan wisuda dia tidak tampak di kelas atau dimanapun. Hingga berakhirnya acara wisuda, kami tidak bertemu. Mungkin itu adalah kata cinta yang pertama dan terakhir untuk saya.

Sebuah SMS masuk dan memberi kabar tentangnya, laki-laki yang saya tunggu-tunggu sedari tadi. Hatiku seakan ditusuk dengan tombak yang begitu runcing, menusuk sampai menghancurkan hatiku setelah selesai membaca SMS. Air mataku langsung berlinang.
Sebuah tangan langsung menarik dan memelukku, Lily sahabatku membawaku ke pelukannya matanya basah seperti mataku. Mulutnya terus saja bergumam.
“Putra meninggal Han,!Putra meninggal”


(Putra mengalami kecelakaan saat hendak menuju ke gedung tempat kami diwisuda, dan dinyatakan meninggal setelah sampai di rumah sakit)

~1/2 TRUE STORY~

Rabu, 17 Februari 2016

My Choice Cerita Pendek


Aku "bertemu" dengannya. Seseorang yang telah mengombang-ambingkan imanku, seseorang yang ku kenal melalui social media. Dia bukan dari bangsaku tetapi kami memiliki iman yang sama, ISLAM.

kami sering chating dan mengobrol meski banyak terjadi miscommunication/salah paham yang sangat fatal. hahahahaha...
Menurutku dia sosok laki-laki yang baik dan menyenangkan. Tak ada yang kurang menurut pandanganku terhadapnya, hanya saja kami memiliki perinsip yang berbeda.
Dia memiliki dunia yang banyak, bahkan apapun yang dia inginkan bisa terpenuhi, tetapi bukan kebahagiaan seperti itu yang aku inginkan, melainkan kebahagiaan yang bisa menuntunku ke surga-Nya, bukan janji-janji dan sumpah yang keluar dari lisannya yang hanya mementingkan duniawi.
Karena itu aku memutuskan untuk delete pertemanan kami di social mesdia, aku berharap itu keputusan yang terbaik. Toh...bukankah Allah telah berjanji akan memberikan yang terbaik? so... jika dia yang terbaik, aku yakin kami akan dipertemukan dengan caraNYA yang istimewa dan jika memang dia bukan yang terbaik, aku percaya dia akan mendapat yang terbaik.

Ya Allah, tolong jaga dia dimanapun dia berada, meski kami tidak pernah bertemu di dunia, tolong pertemukan kami di surga-Mu. meski hanya menyapanya dan memberi salam. Aamiin

Sabtu, 08 Agustus 2015

PETUNJUK MELALUI MIMPI Getene Hanifah

Mimpi. sebuah kata yang begitu kaya dengan cerita, baik itu hal negatif maupun positif.
Namun pernah tidak merasakan petunjuk dari sebuah mimpi?
bagi yang belum merasakan mungkin itu hal yang mustahil.
Pasti didalam fikiran kita bahkan saya saat itu menganggap, bahwa petunjuk lewat mimpi itu mustahil. mungkin kita berfikir bagaimana mungkin sebuah petunjuk ditunjukan melalui mimpi? mimpi itu kan hanya "bunga tidur" bagaimana tahu kalau mimpi itu adalah sebuah petunjuk?!.
begitulah, awalnya tidak percaya dengan petunjuk yang datang melalui mimpi.
Namun, setelah merasakan sendiri, saya jadi percaya.
dimulai dari pertengkaran saya dengan sahabat saya, padahal itu hanya masalah sepele.
Namun karena kami sama-sama keras kepala jadi hal sepele itu bisa seperti bom yang menghancurkan persahabatan kami. sejak saat itu saya selalu berdoa
"Ya Allah jauhkanlah hambamu ini dari yang jahat dan dekatkanlah hambamu ini kepada orang yang baik. Ya Allah jika benar-benar baik untuk saya tolong dekatkan dan jika tidak baik untuk saya, saya ikhlas jauh darinya, aamiin"
dan ternyata malamnya saya bermimpi bertemu dengan sahabat saya itu di sekolah, kami saling menyapa kemudian berjabat tangan dan mengobrol bersama. awalnya saya mengabaikan mimpi itu, namun hari kedua juga terjadi mimpi yang sama hanya dengan latar belakang tempat yang berbeda-kami menyapa, berjabat tangan dan mengobrol-.
Petunjuk itu datang berturut-turut selama 3 hari. akhirnya saya menyadari bahwa itu adalah petunjuk bahwa dia adalah sahabat yang baik dan saya harus memperbaiki hubungan yang telah hancur tadi.
dan benar saja, setelah persahabatan kami pulih, banyak hal yang bermanfaat saya dapatkan dari sahabat saya itu.
kini saya percaya, bahwa mimpi bukan hanya sekedar bunga tidur, tapi sebuah petunjuk dari Allah untuk kebaikan si penikmat mimpi itu. bahkan sekarang saya merasa bahwa Allah begitu sayang pada saya hingga susah-susah membuat mimpi untuk menuntun saya melakukan hal yang benar. Thanks Allah. I LOVE YOU.